English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 01 April 2011

Mental Seorang Pemenang

Ketika seseorang bertanding, kemenangan tidaklah ditentukan hanya dari sebagaimana baiknya ia memainkan pertandingan tersebut. Namun, banyak hal yang menentukan faktor menang atau kalah seseorang tersebut.

Memimpin 8-6 dan hanya perlu 2 buah angka lagi, menjadikan aku ingin cepat-cepat menyelesaikan pertandingan one on one di basket ball court pag tadi. Sang lawan akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 8-8 dan singkat cerita akhirnya aku kalah. 

Satu hal yang aku rasakan saat aku memimpin 8-6, aku tidak fokus karena tujuan aku hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan pertandingan. Ketika lawan menekan, aku tidak bisa bertahan dalam konsistentsi permainan aku.

Aku percaya di dalam kehidupan ini, seringkali kita juga seperti itu. Kita kehilangan fokus. Rasanya kita harus banyak belajar dari para atlet yang memiliki mental seorang juara. Mungkin kita semua sudah tau apa arti dari mental seorang juara. Ketika ia berada di dalam tekanan, walaupun kelelahan menghadang, psikologis tidak baik, ia masih tetap dapat konsisten menjalankan pertandingan. Itulah seorang juara.

Tapi tahukah saudara, sebuah mental juara, mental pemenang, tidaklah instan terjadi? Kalau kita tahu sejarah para juara tersebut, kita akan mengerti bahwa mental juara itu juga hasil dari latihan yang cukup panjang. Dari pertandingan demi pertandingan, bagaimana memotivasi diri sendiri di lapangan, bagaimana untuk tetap fokus di dalam tekanan. Semuanya, mereka dapatkan dari sebuah perjalanan yang tidak ringan.

Aku ingat cerita mengenai Michael Jordan, pemain basket legendaris NBA. Kita mengenal dia sebagai seorang pemain basket kawakan yang bisa menyelamatkan timnya dari kekalahan di detik-detik akhir. Di dalam istilah basket, kita mengenal hal ini dengan sebutan Buzzer Beater (di mana bola di tembakan di detik terakhir dan masuk ke ring lawan). Namun, Michael Jordan pernah berkata, “Mungkin kalian selalu melihat kalau aku seringkali menjadi pahlawan dengan melakukan Buzzer Beater di dalam sebuah pertandingan, namun tahukah kalian, kegagalan aku melakukan tembakan terakhir jauh lebih banyak.”

Sebuah proses, sebuah perjalanan. Ya, itulah yang kita perlukan. Dan seringkali proses dan perjalanan itu tidaklah mudah, bahkan mungkin menyakitkan. Tapi ada dua hal yang membuat mereka bertahan: Persistence (ngotot) dan Perseverance (tekun).
Lihatlah arti dari dua kata tersebut dalam bahasa inggris :
  1. To Persist : to continue steadfastly or firmly in some state, purpose, course of action, or the like, esp. in spite of opposition, remonstrance, etc.: to persist in working for world peace; to persist in unpopular political activities.
  2. To Persevere : to persist in anything undertaken; maintain a purpose in spite of difficulty, obstacles, or discouragement; continue steadfastly.
Ngotot dan tekunlah di dalam Tuhan. Jangan puas dengan keadaanmu sekarang. Kekristenan akan mati ketika kita puas dengan zona nyaman dan berhenti mencari Tuhan.

Proses dan perjalanan yang kita alami mungkin gak mudah. Tapi dari sana Tuhan mengajarkan kita dan percaya gak percaya, di dalam perjalanan proses itu, kita akan melihat mujizat demi mujizat dinyatakan.

Praise the Lord!
God Bless You All!
The fear of the LORD is the instruction of wisdom, And before honor is humility. (Proverb 15:33)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar